Apakah Anda sedang mencari distro Linux yang terbaik dan paling tepat buat anda? Memilih distro Linux kadang membingungkan, pada artikel ini remehtemeh.com akan berbagi kepada anda tips untuk memilih distro Linux lengkap dengan preview 10 Distro Linux Terbaik.
Distro Linux merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan sistem operasi komputer yang berbasis kernel Linux yang di distribusikan bersama dengan beberapa software pendukung, tools dan librari oleh komunitas atau perusahaan tertentu sesuai dengan tujuannya.
Karena sifatnya open source, kernel Linux bisa digunakan, dimodifikasi dan didistribusikan oleh pengguna yang mempunyai kemampuan teknis. Software pendukung, tools dan library yang ada juga beragam tergantung kebutuhan dan preferensi masing-masing pengembang.
Hal ini yang menyebabkan timbulnya banyak distro Linux. Setiap developer atau community bisa mengeluarkan distro Linux sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan mereka.
Baca juga :
Saat ini paling tidak ada sekitar 600 distro Linux dan 500 diantaranya merupakan distro Linux yang aktif. Memilih 1dari 10 mungkin mudah, tapi kalau memilih 1 diantara 500 tentunya akan membingungkan apalagi untuk user Linux pemula.
Cara terbaik untuk mengetahui distro Linux terbaik yang sesuai dengan kebutuhan anda adalah dengan mencobanya langsung baik melalui live session, melalui virtual machine atau melalui installasi langsung di komputer. Diantara ketiga cara teresebut yang memberikan pengalaman paling nyata adalah dengan menginstallnya langsung di komputer.
Cara tersebut cukup efektif tapi membutuhkan waktu dan resource internet untuk download file ISO yang cukup banyak. Dan rasanya tidak mungkin untuk mencoba semua distro Linux satu persatu. Oleh karena itu kita butuh panduan untuk bisa mengenal distro Linux secara global sehingga pilihan kita lebih terarah.
Saya kebetulan sedang asik mencoba berbagai macam distro Linux baik melalui live session, virtual machine maupun secara langsung. Saya download hampir 20 distro linux dengan berbagai desktop environment. Saya hanya memilih beberapa distro Linux yang populer mencobanya dan membandingkan untuk mencari distro Linux yang paling sesuai untuk saya.
Saat ini di desktop saya terpasang 7 distro Linux meliputi Linux Mint, Ubuntu, Lubuntu, Elementary OS, MX Linux, Manjaro, Solus, dan Deepin. Berikut tampilan Boot Loader saya.
Panduan memilih distro Linux
Sebagai panduan dalam memilih distro Linux yang tepat untuk anda, saya akan share pengalaman saya dalam menggunakan dan mencoba berbagai macam distro Linux baik melalui live USB, virtual machine atau juga yang saya install di komputer.
Saya share pengalaman disini dengan harapan anda bisa terbantu dalam memilih distro Linux pertama buat anda. Bagi yang sudah mencoba distro Linux tertentu dan mengalami permasalahan yang tidak bisa diatasi; anda bisa mempertimbangkan distro lain yang dibahas disini.
Berikut beberapa hal yang bisa dijadikan panduan dalam memilih distro Linux yang tepat buat kebutuhan anda.
Mulailah dari distrowatch.com
Salah satu tempat di Internet yang bisa digunakan untuk membantu memilih distro Linux adalah Distrowatch.com. Distrowatch memberikan peringkat kepopuleran distro Linux berdasarkan jumlah click pengunjung Distrowatch terhadap list distro Linux yang di tampilkan.
Tidak berhenti disitu, distrowatch juga memberikan informasi lebih detail mengenai distro tersebut yang dikemas dalam tabel perbandingan antara satu versi distro dengan versi sebelumnya beserta fitur-fiturnya. Selain itu kita juga bisa melihat user review dan rating tiap distro linux dari para pengguna linux yang sudah mencobanya.
Saat ini 10 distro Linux paling populer di Distrowatch per tahun 2018 adalah seperti pada gambar bawah ini. Posisi pertama di duduki oleh Linux Manjaro, diikuti Linux Mint, Elementary OS dan seterusnya sesuai gambar di bawah ini. Saya sudah mencoba 8 dari distro di bawah ini dan juga beberapa distro lain yang cukup unik seperti Deepin dan varian turunan Ubuntu lainnya.
Dari semua yang saya coba, sekarang ini saya cenderung menggunakan Linux Elementary OS sebagai distro Linux pilihan saya. Deepin juga menarik untuk dipertimbangkan. Mungkin kedepan Deepin bisa jadi distro utama saya.
Pahami overview fork distro Linux
Memahami overview fork distro Linux cukup penting untuk bisa melihat kaitan antara satu distro Linux dengan yang lainnya. Fork merupakan istilah yang digunakan untuk pecahan distro Linux dari distro sebelumnya. Misalnya Ubuntu merupakan fork dari Debian; sedangkan Linux Mint merupakan fork dari Ubuntu.
Saya cukup terkejut dengan pohon distro Linux yang saya temukan di Wikipedia. Saya cuplikan betapa kompleksnya distro Linux sekarang ini.
Dari diagram diatas, kita bisa melihat paling tidak ada 6 akar dari semua distro Linux. Distro-distro ini berkembang ke kanan dan ke bawah. Perkembangan ke kanan merupakan perkembangan dari akar distro Linux tersebut, perkembangan ke bawah merupakan cabang atau fork dari distro Linux di atasnya.
Keenam akar Distro Linux tersebut adalah :
- Debian
- Slackware
- RedHat
- Gentoo
- Arch
- Android
Saya akan coba higlight beberapa distro Linux yang menjadi akar dari distro Linux turunannya pada diagram diatas. Masing-masing induk distro ini mempuyai sejarah dan filosofi desain yang berbeda-beda.
Debian, induk dari Ubuntu
Debian merupakan salah satu Distro yang populer. Debian menasbihkan dirinya sebagai The Universal Operating System. Jika kita tidak mengenal atau tidak pernah mendengar Debian, paling tidak kita pasti pernah mendengar distro Linux Ubuntu yang merupakan turunan dari Debian.
Kita juga bisa melihat kalau Linux Mint merupakan fork atau turunan dari Ubuntu. Jika kita memilh distro yang berbasis Ubuntu maka kita bisa gunakan semua software di repository Ubuntu. Bahkan kita juga bisa menggunakan repository dari Debian.
Website dari Debian bisa kita lihat pada www.debian.org. Tampilan webnya pada saat artikel ini ditulis adalah sebagai berikut.
Ubuntu sendiri mempunyai banyak fork seperti Lubuntu, Xubuntu, Edubuntu, Ubuntu Mate, Linux Mint, Elementary OS dan masih banyak lagi yang lain.
Dengan memahami fork distro Linux, kita bisa mengetahui Distro Linux yang kita pilih mempunyai baisi distro apa.
Slackware, distro Linux Pertama
Slackware merupakan distro Linux pertama yang direlease pada tahun 1993. Salah satu filosofi dari Slackware adalah membuat distro Linux yang paling mendekati Unix. Slackware juga mengedepankan kesederhanaan dan terkenal handal dijalankan pada komputer-komputer lama.
Tampilan website dari slackware-pun seolah menegaskan kesederhanaan dari distro Linux ini. Website ini juga ditempatkan pada sebuah komputer Pentium III menggunakan distro Slackware. Selama ini belum pernah di reset menurut keterangan di website Slackware
Salah satu fork dari Slackware yang terkenal adalah SUSE. SUSE merupakan sebuah perusahan software open source dari Jerman yang mengembangkan open source Linux SUSE untuk kepentingan korporasi. SUSE sendiri awalnya adalah sebuah singkatan dari Software und System Entwicklungsgesellschaft yang berarti pengembangan software dan operating system.
Perusahaan seperti SUSE ini mengembangkan sistem open source dan memberikan technical support dedicated untuk penguna korporasi atau perusahaan. Perusahaan ini juga mendukung komunitas yang mengembangkan distro OpenSUSE.
Jika anda mencari distro Linux dengan dukungan korporasi besar di belakangnya, anda bisa memilih salah satunya OpenSUSE sebagai distro pilihan anda.
RedHat, Linux untuk enterpise
RedHat sebuah perusahaan yang berhasil mengkomersilkan Linux untuk pertama kali. Perusahaan ini berbasis di Amerika. RedHat mengembangkan RedHat Enterprise Linux atau biasa disingkat dengan RHEL. RedHat juga memberikan sertifikasi terhadap skill dalam menggunakan RHEL. Dalam perkembangannya, RedHat mulai tahun ini diakuisisi oleh IBM dengan nilai transaksi mencapai $ 34 Milyar.
Saat ini RedHat mendapat peringkat 5 sebagai tempat kerja terbaik untuk perusahaan berbasis teknologi oleh majalah Fortune Magazine.
RedHat menjadi pendukung dari komunitas pengembang Linux Fedora. Linux Feodra ini bisa juga dibilang sebagai tempat untuk mencoba dan development dari RedHat Linux Enterprise. RedHat mensupport Linux Fedora, Linux Fedora juga memberikan masukan terhadap pengembangan RedHat Enterprise Linux.
Dalam Distrowatch kita bisa melihat Linux Fedora menjadi salah satu dari 10 distro Linux terpopuler. Hubungan Fedora dan RedHat sedikit berbeda dengan hubungan antara SUSE dan OpenSUSE.
Gentoo, tidak cuma install, kita harus compile
Pengguna Linux baru tidak akan menyentuh Gentoo. Gentoo merupakan distro Linux yang mendistribusikan paketnya dalam bentuk source code. Untuk menginstall Gentoo kita harus melakukan compile terlebih dahulu. Gentoo menyebutnya dengan istilah Portage Management System.
Gentoo menyebutkan dirinya sebagai A highly flexible, source-based Linux Distribution.
Salah satu fork dari Gentoo yang sempat terkenal adalah Chrome OS yang menjadi sistem operasi dari Chrome Book yang dipasarkan oleh Google.
Arch Linux, the bleeding edge
Keep It Simple, Stupid atau KISS merupakan pendekatan yang digunakan oleh Arch Linux dalam mengembangkan distro Linux ini. Dalam komunitas Linux, Arch terkenal sebagai sistem operasi yang cepat, stabil, reliable dan memberikan update terhadap software dengan sangat cepat. Istilah bleeding edge sangat faimiliar jika kita membahas mengenai Arch Linux. Secara sederhana bisa diartikan begitu developer selesai membuat software dan menempatkan di AUR, kita bisa langsung mencoba software atau update software tersebut.
Arch memang ditujukan untuk pengguna Linux yang sudah berpengalaman dan mempunyai kemampuan teknis. Pada saat Installasi Arch Linux saja misalnya, dilakukan dengan Terminal dari Command Line. User bisa memilih paket apa saja yang mau dia install. Berbeda dengan kebanyakan distro Linux yang sudah menggunakan GUI atau Graphical User Interface.
Dalam perkembangannya, mulai muncul fork dari Arch Linux yang menyediakan GUI dalam proses installasi. Salah satu dari turunan Arch Linux tersebut adalah Linux Manjaro dan Artegos.
Linux Manjaro saat ini menjadi distro Linux paling populer menurut distrowatch.
Android, jutaan penggunanya tidak sadar kalau menggunakan Linux
Kalau dilihat dari jumlah penggunanya, Distro Android ini merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan. Tapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dia menggunakan salah satu distro Linux. Android menggunakan kernel Linux dalam sistem operasinya. Android digunakan pada berbagai macam jenis smartphone, tablet dan smart TV.
Mungkin kita bertanya-tanya kalau Linux bisa sukses di Android, mengapa tidak bisa menguasai pasaran desktop atau komputer? Dalam artikel lain nanti saya akan coba bahas.
Pertimbangkan komunitas pengguna
Pertimbangan selanjutnya dalam memilih distro Linux adalah komunitas.
Komunitas merupakan salah satu kekuatan sistem open source. Dengan dukungan komunitas yang besar dan handal, segala macam persoalan terkait pemakaian sistem operasi Linux yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan mudah dan cepat. Karena itu sangat penting untuk memilih komunitas Linux yang sudah punya basis massa yang besar.
Kita bisa menggunakan referensi pohon distribusi Linux diatas untuk melihat distro Linux mana yang paling banyak cabangnya. Hal ini bisa memberikan gambaran distro Linux mana yang paling besar komunitasnya.
Kalau menurut saya Ubuntu dan turunannya patut untuk dipertimbangkan.
Lihat spesifikasi komputer anda
Spesifikasi komputer anda menentukan distro Linux apa yang sesuai dengan anda. Paling tidak anda harus memilih antara komputer 32bit dan 64 bit. Jumlah RAM yang anda miliki juga penting untuk menentukan distro Linux apa yang sesuai dengan kemampuan komputer anda.
Ada beberapa distro Linux yang didesain untuk mendapatkan pemakaian resource yang minimal seperti Lubuntu. Ada juga distro Linux yang dibuat untuk mendapatkan tampilan serta user experience yang memanjakan mata seperti Deepin.
Hardware komputer juga cukup penting dalam memilih distro yang cocok. Berbeda dengan Windows yang menggunakan device driver dari manufaktur, pada Linux kita tidak perlu menginstall device drirver. Hampir semua hardware di komputer kita bisa dikenali oleh kernel Linux pada saat installasi sehingga tidak membutuhkan device driver dari harware yang ada pada komputer kita.
Meskipun demikian ada beberapa case seperti modem wifi, printer driver dan hardware VGA card dari Nvidia yang harus kita install sendiri. Kita bisa mencari caranya di komunitas distro Linux kita.
Saya sendiri pernah mengalami kesulitan pada waktu menggunakan Linux karena modem Wifi saya tidak dikenali. Saya menggunakan USB Wifi dongle dari Broadcom dengan seri RTL8812AU. Dengan sedikit Googling akhirnya saya bisa menemukan solusinya.
Disinilah pentingnya komunitas. Dengan komunitas yang luas, kita bisa bertanya atau mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Saya menemukam solusi permasalahan saya dari forum AskUbuntu.
Untuk pertama, segera coba salah satu distro yang anda sukai
Kita selalu cenderung mencari hal-hal terbaik. Dalam menggunakan Linux kita juga menginginkan Distro Linux terbaik. Hal ini tentunya tidak salah, tapi yang perlu kita pahami adalah tidak ada distro Linux yang bisa menjadi terbaik untuk semua kebutuhan orang. Masing-masing Individu berbeda dan hardware yang digunakan juga berbeda, sehingga distro Linux terbaik untuk masing-masing individu juga bisa berbeda-beda.
Yang perlu kita antisipasi adalah jangan sampai gara-gara mencari distro Linux terbaik ini kita menjadi terjebak dan tidak segera memulai menggunakan Linux.
Pertimbangkan pilih LTS atau tidak
Salah satu yang kita perlu mengerti sebelum download sebuah ISO suatu distro Linux adalah pengertian update dan support. Secara umum ada dua jenis ISO Linux yang beredar. ISO yang sudah mendukung support jangka panjang atau LTS (Long Term Support) dan ada juga yang tidak. Ada ISO yang sudah stablil dan ada juga ISO yang sedang dalam pengembangan. Kalau saran saya lebih bagus memakai yang versi LTS.
Link berikut ini bisa menambah pemahaman anda mengenai LTS dan normal release.
Jalankan live session untuk mencoba
Seperti saya sebutkan pada awal artikel ini, cara terbaik untuk mencari distro Linux terbaik untuk kebutuhan anda adalah dengan mencobanya. Jalankan live session untuk mencoba merakasakan proses booting Linux, merasakan desktop environment dan GUI dari distro Linux yang kita inginkan.
Dengan beberapa tips diatas, saya berharap anda bisa lebih mudah dalam memilih distro Linux terbaik unutk anda.
Untuk membantu secara lebih praktis, di bawah ini saya sampaikan summary dan fitur dari 10 Distro Linux terbaik yang bisa anda pertimbangkan.
Pertimbangkan jaringan internet anda
Software dan aplikasi Linux di simpan di repository. Untuk bisa mengakses file repository tersebut kita membutuhkan jaringan internet. Hal ini tentunya menjadi kelebihan sekaligus juga kekurangan dari Linux. Beberapa tahun lalu saat koneksi internet masih relatif susah, hal ini menjadi kendala tersendiri.
Saat ini koneksi internet relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika kita ingin menginstall suatu program atau mengupdate sistem operasi akan jauh lebih mudah dilakukan.
10 Distro Linux Terbaik yang harus anda coba
Dibawah ini saya share 10 distro Linux terbaik yang saya sudah coba baik secara live session, di virtual machine maupun langsung diinstall di komputer. Secara tidak sengaja saya lebih banyak mencoba distro Linux turunan dari Debian atau lebih tepatnya turunan dari Ubuntu.
Saya akan coba ulas beberapa hal meliputi filosofi, basis distribusinya, pengalaman GUI, pengalaman instalasi software, customisasi dan penggunaan memory. Untuk penggunaan memory saya akan cover dari ukuran file ISO installasi dan juga memory yang digunakan saat distro tersebut di jalankan pada virtual machine dengan setting yang sama.
(1) Elementary OS
The fast open and privacy-respecting replacement for Windows and Mac, kira-kira begitulah tagline Elementary OS. Elementary OS merupakan fork dari Ubuntu. Tampilan Elementary OS ini mirip dengan MAC OS, bisa dilihat pada screenshot di bawah.
Untuk menjalankan Elementary OS, system yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
- Recent Intel i3 or comparable dual-core 64-bit processor
- 4 GB of system memory (RAM)
- Solid state drive (SSD) with 15 GB of free space
- Internet access
- 1024×768 display
Spesifikasinya hardware yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi tapi tidak sesuai untuk hardware komputer yang sudah lama.
Elementary OS menggunakan desktop environment Pantheon. Versi terakhir dari Elementary OS pada saat artikel ini ditulis adalah Elementary OS 5.0 Juno. File ISO bisa diperoleh pada link di bawah ini. Ukurannya cukup kecil dibandingkan distro Linux yang lain. Hanya sekitar 1.48 GB.
Download Elementary OS 5.0 Juno
Apa saja fitur dari Elementary OS ini?
- Basis distro : Debian dan Ubuntu
- Kernel : 4.15.0-36-generic
- Desktop Environment : Pantheon (fork dari GNOME 3).
- Dekstop : Terdiri dari panel pada bagian atas dan Dock pada bagian bawah. Desktop sendiri tidak berfungsi sebagai folder.
- Look and Feel : Tampilan seperti Mac OS, simple dan Elegan
- Window System : Seperti pada Mac OS. Hanya tersedia tombol silang di kanan dan tombol scretch atas bawah untuk merubah ukuran Window
- Mempunyai Hot Corner yang bisa diakes menggunakan mouse untuk menjalankan perintah tertentu.
- Update System : Melalui Terminal atau GUI
- Install software : AppCenter, Terminal
- Tidak perlu double klik untuk membuka sebuah file
- Mempunyai Picture in Picture fitur
- Bawaan software sangat sedikit, bahkan Open Office saja tidak dipasang
- Waktu booting yang cepat, butuh kurang lebih 15 detik untuk sampai desktop Pantheon
Permasalahan yang muncul:
- Tidak support untuk sistem 32 bit
- Wifi RTL8812AU tidak terdeteksi pada saat installasi. Solusinya bisa dicari di forum AskUbuntu
- Tidak ada software Office, solusinya install Libre Office dari AppCenter
- Tidak ada software pengolah gambar, solusinya install GIMP dari AppCenter
- Video Youtube pada Epiphany hanya terlihat warna merah setelah update beberapa kodec, solusinya pakai browser lain
- Bagi yang terbiasa double klik untuk browsing pada file manager akan membutuhkan waktu agar terbiasa. Pasalnya kita tidak perlu melakukan double klik saat membuka folder atau menjalankan program. Tapi hal ini bisa diatur pada settingan Desktop | Pressure Level
Screenshot tampilan Elementary OS 5.0 Juno
Terlihat tampilan desktop dari Elementary OS yang sangat simple, clean dan elegan. Pada bagian bawah terdapat dock yang berisi shortcut aplikasi dan juga aplikasi yang sedang berjalan. Pada bagian atas terdapat panel yang berisi menu application, kalender dan indicator pada bagian kanan.
Menu Application berisi beberapa program bawaan dari Elementary. Pada saat pertama Install hanya ada beberapa program yang muncul disitu.
Screenshot aplikasi bawaan Elementary OS 5.0 Juno
Screenshot tampilan penggunaan memory Elementary OS 5.0 Juno
Pada live session ini terlihat kalau pemakaian memory Elementary OS 5.0 Juno ini adalah sebanyak 470 MB.
Screenshot tampilan picture in picture pada Elementary OS 5.0 Juno
(2) Linux Mint
The purpose of Linux Mint is to produce a modern, elegant and comfortable operating system which is both powerful and easy to use.
Linux Mint merupakan turunan dari Debian dan Ubuntu. Linux datang dengan desktop environment Cinnamon, Xfce dan MATE. Selain itu ada juga Linux Mint yang dibuat dengan basis murni debian atau disebuy LMD (Linux Mint Debian Edition).
Saat artikel ini ditulis, versi terakhir Linux Mint adalah Linux Mint 19.1 Tessa. Link download bisa dilihat pada tautan di bawah ini.
- 1GB RAM (2GB recommended for a comfortable usage).
- 15GB of disk space (20GB recommended).
- 1024×768 resolution (on lower resolutions, press ALT to drag windows with the mouse if they don’t fit in the screen).
Download:
Apa saja fitur dari Linux Mint?
- Punya 3 pilihan Desktop Environment yaitu Cinnamon, MATE dan Xfce
- Mirip Windows, jadi tidak terlalu kaget jika beralih ke Linux Mint dari Windows
- Bisa menggunakan repository Debian dan Ubuntu
- Dilengkapi dengan software Open Office dan GIMP pada saat instalasi
- Waktu booting yang sangat cepat
- Masih support untuk komputer lama (i386)
Kendala dalam menggunakan Linux Mint
- Wifi RTL8812AU tidak terdeteksi pada saat installasi. Solusinya bisa dicari di forum AskUbuntu. Untuk basis Ubuntu cara yang sama seperti pada Elementary OS juga bisa digunakan.
Linux Mint menawarkan tampilan desktop environment yang menyerupai dengan Windows baik yang menggunakan Cinnamon, MATE maupun Xfce. Ada start menu, task bar dan system tray.
Screenshot tampilan Linux Mint dengan desktop environment Xfce
Screenshot tampilan Linux Mint dengan desktop environment MATE
Untuk pemakain memory, Linux Mint 19.1 dengan desktop environment MATE menggunakan 317 MB.
Screenshot tampilan Linux Mint dengan desktop environment Cinnamon
Untuk pemakaian memory, Linux Mint dengan desktop environment Cinnamon ini menggunakan memory sebesar 482 MB
(3) Linux Manjaro
Linux Manjaro menduduki posisi pertama sebaai distro Linux paling populer di tahun 2019 ini. Manjaro datang dengan 11 pilihan desktop environment meliputi : GNOME, Xfce, KDE, Openbox, Cinnamon, I3, Awesome, Budgie, MATE, Architect dan Deepin.
Baru kali ini saya lihat suatu distro Linux yang memberikan pilihan sampai 11 desktop environment. Jika kita telaah lagi memang desktop environment official dari Manjaro hanyalah 3 yaitu GNOME, Xfce dan KDE. Sementara desktop environment yang lain merupakan community version. Meskipun demikian desktop environment dari community version ini tetap di support oleh Manjaro.
Sepertinya Manjaro berusaha mengcapture semua range kebutuhan pengguna Linux, dari yang berorientasi ke performance, resource maupun penampilan.
Seperti kita bahas sebelumnya, Linux Manjaro ini mempunyai basis distro Linux Arch. Pengguna Manjaro bisa menggunakan repository dari Arch Linux yaitu AUR.
System Requirement :
- Komputer 64 Bit
- RAM 2 GB
- Hardisk 10 GB
- Layar dengan resolusi 1320 x 1890
Fitur Linux Manjaro:
- Mempunyai banyak pilihan desktop environment, ada 11 desktop environment yang disediakan
- Mempunyai tampilan desktop environment yang fresh
- Bisa menggunakan repository AUR
- Terlihat keren karena memakai turunan Arch Linux
- Mudah installasinya
Permasalahan Yang Muncul :
- Modem wifi tidak terdeteksi
- Perintah command line yang berbeda
- Booting terhitung lambat
Berikut ini beberapa tampilan dari Linux Manjaro dengan berbagai macam Desktop Environment.
Manjaro dengan Dekstop Envrionment GNOME menggunakan memory 557 MB saat saya chek menggunakan perintah free -h dari terminal seperti cara-cara sebelumnya. Penggunaan memory yang cukup besar dibanidngkan semua varian dari Linux Mint.
Pada saat saya mencoba Manjaro Xfce, terlihat pemakaian memory-nya turun cukup signifikan menjadi 444 MB.
(4) Linux Ubuntu
Ubuntu merupakan salah satu distro Linux dengan dukungan korporasi seperti layaknya OpenSUSE dan Fedora. Adalah Mark Shuttleworth, seorang pengusaha dari Afrika Selatan, yang mendirikan Canonical Ltd. dan menghasilkan Ubuntu.
Ubuntu merupakan distro Linux dengan basis Debian. Ada 3 jenis produk Ubuntu yaitu Ubuntu Desktop, Ubuntu Server dan Ubuntu Core. Bagi anda yang ingin mencoba Ubuntu pada desktop atau laptop, maka sebaiknya download file ISO Ubuntu Desktop. Pada saat artikel ini ditulis, versi Ubuntu yang terakhir adalah Ubuntu 18.10 Cosmic Cuttlefish.
Ubuntu 18.10 hadir dengan desktop environment GNOME. Bagi yang belum terbiasa, desktop environment ini cukup berbeda dengan desktop envriontment yang kita temui pada sistem operasi Windows.
Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum memilih Linux Ubuntu untuk sistem operasi komputer anda?
System requirements:
- 2 GHz dual core processor
- 2 GiB RAM (system memory)
- 25 GB of hard-drive space
- VGA yang bisa support layar dengan resolusi 1024×768
- CD/DVD Room atau USB akses untuk media installasi
- Akses internet
Download:
Apa saja fitur dari Linux Ubuntu?
- Menggunakan desktop environment GNOME
- Sudah termasuk Libre Office, Transmission, Gparted dan beberapa software lain pada saat installasi
Kendala dalam menggunakan Linux Ubuntu
- Wifi RTL8812AU tidak terdeteksi pada saat installasi. Solusinya bisa dicari di forum AskUbuntu. Untuk basis Ubuntu cara yang sama seperti pada Elementary OS juga bisa digunakan.
(5) MX Linux
MX Linux saat ini menduduki posisi 2 distro Linux paling populer di Distrowatch. Saya sebelumnya tidak pernah mendengar mengenai MX Linux ini. MX Linux merupakan hasil kerjasama antara komunitas AntiX dan MEPIS. MEPIS merupakan distro Linux berbasis Debian yang sudah tidak beroperasi lagi. AntiX ini sebenarnya bisa dibilang fork dari MEPIS.
MXLinux datang dengan ukuran file ISO yang relatif lebih kecil dibanding distro Lain, hanya sekitar 1.4 GB. Sementara itu setelah di install, MX Linux memberikan paket software yang menurut saya paling lengkap dibandingkan distro lainnya.
Salah satu yang menarik pada MX Linux ini adalah pada waktu saya menginstall pada Laptop saya Lenovo G400 yang saya beli tahun 2008 lalu, modem wifi laptop saya tersebut langsung terdeteksi dan bisa digunakan. Ini pertama kalinya saya menginstall distro Linux tanpa harus konfigurasi macam-macam untuk hanya sekedar membuat Wifi berfungsi. Bagi yang menggunakan komputer atau laptop dengan arsitektur i386, saya sangat merekomendasikan MX Linux ini.
MX Linux is a midweight OS designed to combine an elegant and efficient desktop with simple configuration, high stability, solid performance and medium-sized footprint
Sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan MX Linux :
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 2 GB
- Komputer degan processor Pentium IV 2 GHz Minimal
- RAM lebih dari 2 GB
- Masih mendukung arsitektur i386 (32 Bit)
- Hardisk dengan kapasitas minimal 10 GB
Download :
Apa saja fitur dari MXLinux?
- Basis Linux Debian
- Menggunakan desktop environment XFCE yang ringan
- Tampilan sederhana dan fungsional
- Pemakaian memory pada USB Live session hanya sekitar 337 MB
- Paket installasinya cukup lengkap meliputi aplikasi Office (Libre Office), aplikasi grafis (GIMP), aplikasi internet (termasuk transmission untuk download torrent), multimedia (VLC Player), disk management (Gparted) dan bahkan dilengkapi dengan beberapa game sederhana.
(6) Deepin
Deepin merupakan distro Linux dari perusahaan bernama Wuhan Deepin Technology Co. Ltd. yang beroperasi di China. Deepin menggunakan basis Debian dan desktop environment bernama DDE (Deepin Desktop Environment).
Tampilan dari Deepin mengingatkan kita pada tampilan Elementary OS dan tampilan Aple IOS di iPad. Pada bagian desktop hanya tersedia dock dibagian bawah yang bisa diganti antara efficient mode and fashion mode. Efficient mode akan meningatkan kita pada desktop envrionment Windows dengan start menu dan taskbar di bagian bawah. Fashion mode mengingatkan kita pada Elementary OS.
Sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan Deepin :
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 2 GB
- Komputer degan processor Pentium IV 2 GHz Minimal
- RAM lebih dari 2 GB
- Komputer dengan arsitektur 64 Bit
- Hardisk dengan kapasitas minimal 10 GB
Download :
Apa saja fitur dari Deepin?
- Basis Linux Debian
- Menggunakan Deepin Desktop Environment
- Sistem setting panel yang mudah
- Dilengkapi dengan WPS dan Google Chrome (jarang Distro Linux memasang Google Chrome sebagai default Browsernya)
- Dilengkapi dengan aplikasi screen recorder yang bisa disimpan dalam benuk MP4 dan Gif
- Mempunyai aplikasi screenshoot yang dilengkapi dengan editor sederhana secara langsung (mirip Flameshot)
- Mempunyai fitur Night Light
Salah satu yang menarik pada Deepin adalah pada bagian Setting. Seluruh setting ditempatkan pada satu area setting panel di sebelah kanan yang akan muncul jika kita klik tombol setting. Pengaturan setting pada Deepin ini merupakan pengaturan paling nyaman menurut saya.
Tampilan Linux Deepin 15.9 dengan desktop environment DDE
(7) Solus
Saat ini Solus menduduki posisi 8 pada tingkat kepopuleran Distrowatch. Solus mendefinisikan sebagai sebuah operating system yang didesign untuk keperluan home computing. Di bawah ini quote dari Website Solus.
Solus is an operating system that is designed for home computing. Every tweak enables us to deliver a cohesive computing experience.
Sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan Solus :
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 2 GB
- RAM 2 GB
- Komputer dengan arsitektur 64 Bit (Solus tidak mendukung komputer 32 Bit)
- Hardisk dengan kapasitas minimal 10 GB
Download :
Apa saja fitur dari Solus?
- Basis Linux Debian
- Tersedia dengan Desktop Environment Budgie, MATE dan GNOME. Budgie merupakan desktop environment default dari Solus
- Dilengkapi dengan Libre Office dan GIMP pada instalasi defaultnya.
(8) Lubuntu
Lubuntu merupakan distro Linux turunan Ubuntu yang bertujuan menghasilkan distro Linux yang cepat, reliable dan hemat energy.
Lubuntu is a fast and lightweight operating system with a clean and easy-to-use user interface. It is a Linux system, that uses the minimal desktop LXDE/LXQT, and a selection of light applications
Sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan Lubuntu :
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 2 GB
- Support 32 Bit dan juga 64 Bit (Tapi mulai Lubuntu 19.xx sudah tidak ada lagi untuk 32 Bit)
- Komputer dengan RAM minimal 512 MB atau lebih
Download :
Apa saja fitur dari Lubuntu?
- Basis Linux Debian
- Distro Linux yang ringan untuk komputer lama dan baru
- Menggunakan desktop environment LXDE/LXQT
- Dilengkapi dengan Libre Office pada instalasi bawaannya
(9) OpenSUSE
Saya mengalami kesulitan menjalankan OpenSUSE dari virtual machine. OpenSUSE mempunyai dua versi, yang pertama versi Leap dan yang kedua versi TumbleWeed. Saya mencoba OpenSUSE Leap 15.0 dengan desktop environment KDE di virtual machine. Berikut ini tampilannya.
Tampilan OpenSUSE dengan desktop environment KDEHardware requirement untuk menjalankan OpenSUSE :
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 4 GB
- Komputer dengan processor minimum sekelas Pentium IV
- RAM 1 GB atau lebih
- Sound and Graphic Card
- Hardisk dengan kapasitas minimal 5 GB untuk mode grafis
Download :
Apa saja fitur dari OpenSUSE?
- Menggunakan basis SlackWare
- Ada dua pilihan : OpenSUSE Leap dan OpenSUSE TumbleWeed. Kalau mau memilih yang lebih stabil, lebih baik pilih OpenSUSE Leap
- Untuk OpenSUSE Leap sudah dilengkapi dengan Libre Office dan GIMP
- Mempunyai setup tool bernama YaST (Yet Another Setup Tool)
- Dilengkapi dengan beberapa game sederhana pada paket instalasinya
(10) Fedora
Linux Fedora merupakan distro Linux yang dikembangkan oleh komunitas Fedora Project yang disupport oleh RedHat. Fedora ini menjadi upstream dari Red Hat Enterprise Linux atau RHEL. Jadi sebelum RHEL di release, akan dicoba dulu di Fedora. Menggunakan Fedora kurang lebih sama dengan menggunakan RHEL, hanya lebih awal versinya.
Fedora hadir dengan desktop environment resmi GNOME Shell. Selain GNOME ada juga desktop environment lain seperti KDE plasma, LXQT, LXDE, Matte Compiz, Cinnamon, XFCE dan Soas Desktop. Distro dengan desktop envrironment selain GNOME ini disebut sebagai Fedora Spin.
Hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan Fedora 29:
- DVD atau USB dengan ukuran minimal 2 GB
- 1 GHz Processor
- RAM 1 GB
- Komputer dengan arsitektur 64 Bit atau 32 Bit
- Hardisk dengan kapasitas minimal 10 GB
Download :
Apa saja fitur dari Fedora?
- Mempunyai deskop environment default GNOME
- Mempunyai Spin Fedora yang menggunakan desktop environment LXDE, KDE Plasma, LXQT, XFCE, Cinamon, Matte Kompiz dan Soas Desktop
- Libre Office dan Mozilla Firefox sudah termasuk dalam paket installasi
- Didukung komunitas Fedora Project yang disponsori oleh RedHat
- Masih mendukung komputer 32 Bit
- Tampilan setting dan software manager yang intuitif
Berikut ini tampilan screenshot Fedora yang saya jalankan menggunakan Live USB pada virtual machine.
Dibawah ini contoh tampilan Fedora dengan salah satu desktop environment LXDE.
Penutup, tips akhir memilih distro Linux terbaik
Sebagai penutup dan kesimpulan, salah satu distro Linux diatas bisa saja jadi distro Linux terbaik untuk anda. Atau bisa juga distro Linux yang anda gunakan selama ini dan menurut anda sudah terbaik, bisa jadi tidak lagi menjadi terbaik setelah anda mencoba distro Linux lain.
Sekali lagi distro Linux terbaik akan sangat relatif dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Terbaik untuk saya belum tentu terbaik untuk anda. Semua tulisan dan review dalam artikel ini hanyalah referensi semata yang saya harapkan bisa membantu anda dalam menentukan distro Linux terbaik untuk anda.
Jika anda merassa artikel ini bermanfaat maka silahkan share dengan rekan-rekan anda yang membutuhkan. Saya berharap anda mau mencoba untuk menggunakan Linux setelah membaca artikel ini.
Paling sering saya gunakan adalah distro debian dan ubuntu, terimakasih informasinya 🙂